Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Koka, Citra Keaslian Alam Sikka

Kompas.com - 16/12/2011, 11:14 WIB

KOMPAS.com - Memperhatikan rumah-rumah di sepanjang jalan dari Maumere ke Paga akhirnya mengundang kesan bahwa masyarakat Flores, khususnya Sikka, seperti mengoleksi bongkahan batu yang disusun rapih menjadi taman batu di halaman rumah mereka. Inikah makna keaslian yang sengaja dinampakkan kepada orang yang jauh terbang menyinggahi pulau tua ini? Bila memang setua itu, seperti apakah rupa pantainya?

Meliuk-liuk sepanjang 42 kilometer dari Kota Maumere menuju arah barat di jalur Lintas Flores Selatan, sebuah kecamatan bernama Paga memberikan sedikit jeda dengan jalannya yang lurus dan lebih banyak ditanami pohon kelapa, jambu mete, ketapang, dan pohon lainnya yang hijau ketimbang susunan bebatuan.

Namun kenyataannya, Paga masih terus memesona tamunya dengan sebuah pantai yang terkenal dari kabar burung yang berseliweran dari petualang ke petualang lain. Pantai Koka di Desa Wolowiro disebut-sebut sebagai tempat alam memanjakan mata dan batin manusia.

Bila menggambarkan sebuah tempat nan indah yang masih perawan namun sempat disinggahi tamu Eropa khususnya dari Belanda di tahun 1990-an maka Pantai Koka adalah ilustrasi terbaik. Perkebunan teh yang dibina pengusaha Belanda zaman dulu selalu memiliki pesona yang abadi dan pantainya memiliki pesona yang sama dengan warna alami yang bisa menenangkan jiwa ialah Pantai Koka.

Tak banyak orang mengenal apalagi mengunjungi pantai berpasir halus dan putih keemasan ini. Keindahannya seolah tersembunyi dari keramaian dunia. Beberapa nelayan biasanya berteduh di bawah pohon di antara dua pantai yang melengkung seperti tersenyum satu sama lain.

Dua pantai ini sama indahnya dan sama keasliannya. Bisa dibayangkan, nikmatnya ikan bakar segar dari laut disantap di bawah rindangnya pohon yang menjadi payung kebersamaan.

Beberapa wanita dari kampung setempat tampak berjalan membawa berbagai barang di atas kepalanya seolah menampilkan atraksi akrobat gratis. Dalam bahasa daerah Sikka mereka bersapaan.

Mereka pun berkemampuan memberikan senyuman paling ramah pada pengunjung pantai yang juga mencoba melempar senyum sapa. Semua ini akan ditemukan selama perjalanan kaki dari tepi jalan raya beraspal halus hingga ke bibir pantai yang jaraknya kira-kira 2 kilometer dan ditempuh selama 30 menit atau sedikit lebih lama karena jalan cadas berbatu.

Tak lama setelah itu, sebuah pantai di tepi kanan seolah memaksa kaki berlari meraih airnya yang jernih tak tergambarkan. Pantai ini tepat bagi mereka yang gemar menyusuri pasir halus dan bersih. Di sisi lain tak jauh dari pantai ini, sebuah bibir pantai lain tersungging menyambut pengunjung, tepat dijadikan gambaran khayalan yang menjadi kenyataan.

Dua bukit batu membatasi ujung bibir pantai satu dengan yang lainnya. Airnya yang biru bening seolah tatapan mata yang menyambut hangat, persis sehangat airnya saat kelelahan diserahkan seutuhnya pada keramahan alam mengobati kepanatan ragawi.

Tak salah seorang pendeta bernama Theodorus Yoseph Visser SVD membina jalan sejauh 2 kilometer dari Wolowiro ke Pantai Koka. Sehingga kini akhirnya menunggu waktu untuk diminati petualang merebahkan kekagumannya di atas pasir pantai yang halus bersih.

Seorang berkebangsaan Belanda sempat tinggal di Watuneso, Lio Timur di Ende dan menyebarkan semerbak harum nama Pantai Koka di Eropa. Sejak itulah pantai ini menjadi primadona yang ternyata masih tak berubah keasliannya.

Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, tetap bawa minuman dan makanan yang cukup untuk dapat bertahan di kawasan pantai alami ini karena tidak ada satu pun fasiltas yang dibangun atau diadakan oleh pemerintah maupun masyarakatnya sendiri. (ANGKE/HIM)
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com